Kemampuan UAV VTOL elektrik saat ini masih diragukan karena dianggap tidak bisa beroperasi di area pesisir dan laut lepas.
Namun Quantum Systems TRON telah membuktikan untuk menguji performa operasi pemantauan di area laut lepas sekalipun, meskipun memang ada batasan baik dari sisi daya tahan baterai dan batasan misi.
TRON dengan fungsi kamera surveillance dibutuhkan di operasi pengamanan laut, kepolisian laut dan aparat customs yang berjaga di area laut. Tujuannya adalah untuk operasi cepat dan pengamatan forensik untuk jarak-jarak dekat. Dimana misi ini akan sangat memakan biaya apabila menggunakan UAV dengan mesin atau sekelas UAV MALE atau HALE, belum lagi jika ada Fake Report atau Fake Radar di area dekat, maka biaya yang dikeluarkan akan sangat mahal.
Sistem UAV VTOL Elektrik Quantum Systems didisain untuk kegiatan taktis, cepat dan bisa dioperasikan tanpa ada prosedur yang panjang untuk persiapan. Sehingga aparat keamanan laut bisa mengoperasikan dari kapal patroli atau pesisir saat ada laporan kapal ilegal masuk ke wilayah perairan Indonesia, atau ada laporan kegiatan ilegal di wilayah perairan.
Jangkauan UAV VTOL elektrik Quantum Systems sangat membantu untuk pemantauan area dalam radius 30 kilometer dari titik take off, dan dibantu kamera jarak jauh untuk merekam kegiatan yang ada di laut. Semua di setup di sistem operasi Quantum Systems berbasis windows. Dan untuk menjamin keberlangsungan pemutakhiran sistem operasi, Quantum Systems tidak menggunakan software OPEN SOURCE, sehingga memudahkan operator untuk melakukan update fitur dan performa autopilot dari Quantum Systems.
Untuk penggunaan di area laut, TRON G+ dimodifikasi khusus dengan ketahanan baterai hingga 120 menit. Tujuannya adalah agar memberikan cadangan daya apabila terjadi perubahan angin di laut sehingga UAV dapat menyesuaikan pembagian daya secara otomatis. Sehingga misi pengamatan 60 menit menjadi lebih aman karena cadangan daya hampir tersedia sebesar 50%.
Keterbatasan sistem ini adalah tidak dapat menjalankan misi pengamatan diatas radius 30 kilometer untuk flight plan pengamatan. Meskipun daya jelajah hingga baterai habis adalah 120 – 150 kilometer, namun dalam misi terbang, pilot harus membagi daya untuk take off, transit ke titik pengamatan, operasi pemantauan dengan memutar/loiter selama beberapa menit, pengamatan titik kedua dan loiter sampai pulang kembali ke base.
Maka dari hitungan operasi, untuk VTOL UAV Elektrik yang memiliki kapasitas 120 menit ini, bisa dioperasikan di radius 20-30 kilometer dengan asumsi memantau 3 titik dan lama pemantauan per titik 5-10 menit.
Lalu bagaimana jika hanya 1 target pantau?
Maka yang dihitung adalah jarak ke titik pantau misalkan 30 km dan jarak pulang 30 km, maka energi pesawat akan terpakai sekitar 40 menit. Sehingga pemantauan bisa sampai 20-30 menit.
Bagaimana jika angin tiba2 berubah terlalu kencang melebihi kecepatan pesawat?
Sistem autopilot quantum systems sudah memiliki safety fitur untuk memberikan warning saat angin terlalu kencang, dan pulang saat angin sudah DIANGGAP oleh auto pilot berbahaya. Bisakah pada saat pulang dan angin berubah pesawat melanjutkan misi. Bisa, hanya kapasitas baterai sudah diluar perhitungan maka lebih baik pesawat dipulangkan.
Type TRON G+ sudah dicoba dan digunakan di German Federal Coast Guard, dan untuk type ini hanya tersedia di Exclusive Distributor Quantum Systems di beberapa negara karena tidak tersedia untuk pasar Aerial Mapping.
Apakah instansi/perusahaan anda menjalankan misi pengamatan taktikal yang membutuhkan kecepatan, kepraktisan dan modular? Jika iya dan anda membutuhkan VTOL UAV untuk kegiatan Intelligence, Surveillance, Target Acquisition and Reconnaissance (ISTAR), silahkan hubungi sales engineer kami di :
Email : support@quantum-systems.id
0 Comments