Quantum Systems Indonesia

Uji Performa dan Pelatihan Penggunaan eVTOL UAV Fixed Wing Quantum Systems Trinity F90Plus di Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan – Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi Republik Indonesia (BPPT RI)

Aug 9, 2021Berita & Portofolio0 comments

Tim Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Republik Indonesia (BPPT RI)

Pusat Teknologi Industri Pertahanan Keamanan adalah salah satu unit kerja Pusat di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT RI) dibawah Kedeputian Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (Dep. TIRBR). Unit/ Pusat ini memiliki tupoksi untuk melakukan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi industri pertahanan dan keamanan dan memiliki fungsi :

  • Pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan matra udara
  • Pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan matra laut
  • Pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi alat peralatan pertahanan dan keamanan matra darat
  • Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknologi industri pertahanan dan keamanan
  • Pelaksanaan perencanaan, monitoring, evaluasi program, dan anggaran di lingkungan Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan

Pada tanggal 2 Agustus 2021 sampai tanggal 9 Agustus 2021, dilakukan pelatihan sekaligus pengujian performa eVTOL UAV Quantum Systems yang bertempat di hanggar PTIPK Puspiptek Serpong, Tangerang dan untuk pelatihan terbang dilaksanakan di lapangan aeromodeling BSD City, Tangerang Selatan. Dan seluruh proses ini dilaksanakan oleh Reseller terdaftar PT Quantindo Widjaya Adhirajasa, PT Solidbase Technology.

Tim dari BPPT RI melakukan pengenalan parts sebelum melakukan penerbangan

Tahapan pelatihan dimulai dengan pengenalan parts, mekanisme kerja eVTOL UAV, instalasi “Plug & Play”, sampai dengan tahapan maintenance yang dilakukan rutin oleh Remote Pilot in Command/ Aerial Survey Engineer. Pemahaman teori dan pengenalan mekanisme kerja menggunakan eVTOL UAV ini dilaksanakan selama 2 hari di hanggar PTIPK Puspiptek Serpong. Dari sini tim peneliti senior dan peneliti muda mempelajari bagaimana menyusun rencana terbang sampai dengan melakukan analisis resiko penerbangan sebelum misi di eksekusi oleh UAV.

Simulasi penyusunan rencana terbang menggunakan QBASE sangat membantu untuk melakukan perencanaan sampai dengan analisis resiko penerbangan, dimana di satu aplikasi QBASE, seluruh kebutuhan data awal sudah disediakan oleh Quantum Systems GmbH, yakni mulai dari prakiraan cuaca, data terrain dari Shuttle Radar for Topographic Mission (SRTM), crash potention alert, low altitude alert, 3D Planning, dan integrasi ADSB receiver ke peta QBASE untuk meningkatkan situational awareness di setiap misi penerbangan.

QBASE 3D Planning

QBASE 3D Planning telah dilengkapi seluruh algoritma perencanaan sampai dengan jalannya misi yang akan dilakukan, dan terus di update oleh Quantum Systems GmbH seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi sehingga membuat aplikasi ini terus menerus terupdate meskipun masa garansi unit telah habis. Dan software QBASE ini bisa dibagikan secara gratis tanpa ada batasan ke beberapa user untuk belajar bagaimana cara menyusun rencana terbang dengan unit eVTOL UAV Quantum Systems.

Kemudahan penyusunan rencana terbang diuji oleh para peneliti, dimana setiap peserta pelatihan secara langsung menyusun rencana terbangnya sendiri sampai dengan memvalidasi dan menganalisis pola penerbangan mereka sebelum di upload ke perangkat Trinity F90Plus untuk langsung menjalankan misi penerbangan hingga selesai.

Peneliti senior, Bapak Karyawan bersama peneliti muda BPPT RI melakukan Flight Monitoring saat unit Trinity F90Plus mengudara

Seluruh personil pelatihan wajib melaksanakan penerbangan dengan Trinity F90Plus di BSD City Aeromodeling Airfield, sampai dengan melakukan pengolahan data dari hasil akuisisi data foto menggunakan sensor RGB 42MP yang dibawa oleh Trinity, serta merasakan secara langsung kendala teknis yang akan dihadapi di lapangan saat melakukan penerbangan mandiri.

Pada beberapa misi, peserta dipaksa untuk mengalami penerbangan tidak normal seperti take off pada angin yang berubah – ubah sehingga Trinity F90Plus secara otomatis menghentikan proses take off karena terbawa angin dan secara sistem pesawat kembali ke titik home dan melakukan pendaratan. Link loss procedure, yakni apabila pesawat melakukan misi jarak jauh dan tim melakukan flight monitoring dengan menggunakan kendaraan untuk mendekati area misi sehingga tim bisa terus memantau pergerakan Trinity F90Plus saat mengudara, serta take over kendali pesawat secara manual untuk menghindari insiden.

Penerbangan demi penerbangan terus dilakukan secara berulang-ulang agar para peneliti bisa memahami betul sistem kerja Trinity F90Plus sebelum mereka menjalankan misi negara untuk melakukan pemetaan di area yang memiliki variasi kontur yang berbeda serta tantangan di area take off yang tentunya tidak selamanya nyaman untuk penerbangan. Namun dari pelatihan ini, para peneliti dapat membuat standar operasi masing-masing sehingga dapat menjalankan misi akuisisi data dengan sempurna dan tidak mengalami insiden.

Hasil peta 3D seluar 350 hektar dari penerbangan selama 61 menit dengan altitude 300 meter dan konsumsi baterai terpakai 55%
3,7 cm/pixel Ground Sampling Distance untuk penerbangan di altitude take off 300 meter

Hasil dari pelatihan ini adalah beberapa peta ortho yang nantinya akan menjadi output penelitian para peneliti BPPT RI, dimana beberapa penerbangan, telah dilaksanakan latihan dan uji penerbangan dari beberapa altitude untuk mengetahui hasil foto udara yang dihasilkan sehingga nantinya dapat dijadikan acuan bagi para peneliti dalam menentukan altitude penerbangan berdasarkan pada output yang dibutuhkan di setiap misi penerbangan yang mereka lakukan.

Quantindo Widjaya Adhirajasa juga melakukan beberapa pengujian pada pelatihan ini, diantaranya adalah :

  1. Fitur Failsafe saat Take Off : jika angin melebihi 7 m/s saat pesawat akan melakukan take off. Trinity F90Plus akan bergeser terkena angin ke arah angin berhembus dan karena disain berbentuk pesawat maka pesawat tidak akan bergeser jauh, dan hanya dalam radius 3 meter. Pada posisi ini, nose pesawat akan otomatis berubah ke posisi head wind dan ketiga motor pesawat akan memaksa Trinity kembali ke home point untuk melakukan pendaratan. Dari hasil uji ini disimpulkan bahwa Remote Pilot in Command tidak direkomendasikan mengambil alih pesawat saat Flight Cancellation sedang bekerja sampai pesawat menyentuh ground.
  2. Landing Performance, setelah dilakukan updating firmware terakhir pada ESC dan autopilot, intensitas kinerja motor Trinity dibuat lebih tahan terhadap angin sehingga Trinity akan berupaya untuk landing secara otomatis dan mematikan motor tanpa ada intervensi pilot. Fitur ini diuji saat peserta dilarang untuk menyentuh remote sampai pesawat landing dan mematikan motor dengan sendirinya.
  3. Trinity Autocorrection Aerodynamic Flight : Pengujian dilakukan saat peserta menyusun flight plan yang tidak sesuai dengan arah banking pesawat dan misi yang terlalu pendek untuk membentuk banking pesawat. Trinity F90Plus akan menyesuaikan penerbangan sesuai dengan algoritma standar yang sudah tertanam di autopilot dan ESC pesawat, sehingga terkadang Trinity akan menyempurnakan pattern penerbangan saat melakukan misi.
  4. Perbedaan data SRTM dan real altitude : Ditemukan adanya deviasi antara + 20 meter dan – 20 meter antara data SRTM dengan kondisi real. Hal ini terbukti saat dilakukan penerbangan pada altitude 100 meter, real flight adalah 80-84 meter

Dari hasil uji ini, nantinya akan disampaikan ke seluruh pengguna Trinity baik melalui grup whatsapp yang telah dibentuk oleh masing-masing klien maupun via media sosial sehingga para operator Trinity F90Plus mendapatkan update untuk penyusunan Standar Operasi Prosedur di setiap penerbangan yang dilakukan.

BERITA LAINNYA

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *