Setelah hampir 2 tahun menggunakan produk Quantum Systems UAV Trinity V1 semenjak tahun 2018, PT Perkebunan Nusantara IV sudah benar-benar memaksimalkan penggunaan varian ini untuk melakukan pemetaan perkebunan kelapa sawit seluas 170.000 hektar di seluruh area dibawah penguasaan PT Perkebunan Nusantara IV dengan personil yang terbatas.
PT Perkebunan Nusantara IV adalah pelopor pemanfaatan teknologi UAV eVTOL di seluruh PT Perkebunan Nusantara yang tersebar di Indonesia, dan mulai ditugaskan oleh PTPN Holding untuk melakukan pemetaan di beberapa PTPN lainnya bersama dengan PTPN V Pekanbaru.
Tepat akhirnya masa 2 tahun, CV Saymanda yang beberapa tahun lalu menjadi mitra lokal Distributor Quantum Systems (saat ini PT Quantindo Widjaya Adhirajasa – QUANTINDO) melakukan pengiriman unit baru Quantum Systems Trinity F90+ dengan kamera Sony RX I R II 42 MP. Unit yang dikirimkan pada tanggal 26 November 2020 ini diharapkan dapat meningkatkan performa kerja tim akuisisi data PTPN IV dalam melakukan pemetaan rutin untuk updating status kebun mereka yang tersebar di Sumatera Utara.
PELATIHAN DI MEDAN TERSULIT MILIK PTPN IV
Kebun BALAP – Batang Laping, Madina yang terletak di perbatasan Sumatera Utara dan Sumatera Barat adalah area yang dianggap paling sulit dan paling ekstrem untuk dipetakan menggunakan drone. Untuk penerbangan altitude tinggi tentunya sangat mudah, namun jika ingin memetakan tanaman sawit yang baru ditanam serta akurasi yang membutuhkan penerbangan low altitude, tentu medan ini sangat rawan dan perlu perhitungan yang matang dalam melakukan akuisisi data.
Namun, lokasi inilah yang dimanfaatkan untuk pelatihan teknologi terbaru Quantum Systems Trinity yang telah berevolusi dalam 3 generasi (Trinity V1 2018, Trinity F9 tahun 2019 dan terakhir adalah F90+). Mengapa ?
Untuk pelatihan Trinity F90+, Quantindo yang saat ini ditetapkan sebagai Distributor tunggal dan ekskludif untuk seluruh produk Quantum Systems di Indonesia, Singapura dan Papua Nugini meminta agar mitra lokal, CV Saymanda, merubah konsep pelatihan penggunaan Trinity F90+. Dimana akhirnya CV Saymanda mengajukan kepada tim PTPN IV untuk menetapkan area tersulit dalam pelatihan pertama. Meskipun Madina sudah terlebih dahulu dipetakan oleh tim PTPN IV menggunakan Trinity V1, namun untuk penerbangan low altitude guna mengejar akurasi, maka diperlukan adanya penyesuaian kemampuan penerbangan rendah di area tersulit.
Pelatihan dilakukan dari Mess Batang Laping dan memetakan bukit yang berada diseberang pantai dan laut, jarak terjauh untuk mencapai area tersebut adalah 9 kilometer garis lurus dari Mess Balap. Disinilah personil PTPN IV dilatih untuk mematangkan perencanaan terbang, survey cuaca dan membutuhkan waktu yang benar-benar luang. Hingga akhirnya pada saat proses akuisisi data dilaksanakan, penerbangan dilakukan tanpa kendala dan dalam waktu yang cepat.
Gambar diatas adalah rekaman log file perjalanan Trinity F90+ yang terbang dari bibir pantai dan menyeberangi laut. Telemetri Trinity F90+ yang sudah menggunakan piranti Microhard Modem 2.4G/ LTE terus tersambung kecuali pada titik terjauh mengingat Trinity berada di balik bukit, sehingga tidak mendapatkan area terbuka. Namun pilot tetap nyaman karena seluruh perencanaan sudah dihitung dan dianalisis dengan matang di software QBASE sebelum penerbangan dilakukan.
Garis putih di QBASE adalah perjalanan misi pemetaan dari jarak jauh untuk memetakan area bukit di seberang pantai. Mengingat akses menuju perbukitan tersebut sangat sulit dilalui dan bisa memakan waktu hingga 3-4 jam, maka dengan Trinity F90+, kegiatan pemetaan bisa diefisiensi secara waktu.
Selama misi penerbangan berlangsung, operator dilatih untuk terus memantau pergerakan pesawat dan menggunakan Transponder Receiver untuk mengidentifikasi jika ada Pesawat Komersial yang melewati area misi dan mendekati altitude Trinity F90+ yang sedang beroperasi.
Dengan telah ditingkatkannya teknologi akuisisi data foto udara di PT Perkebunan Nusantara IV, dimana sebelumnya Trinity V1 banyak sekali mengalami kendala yang mengakibatkan insiden gagal operasi, kini tim PT Perkebunan Nusantara IV siap untuk menjalankan misi dengan lebih safety dan tunduk pada peraturan perundang-undangan tentang UAV yang berlaku di Indonesia.
0 Comments